Selasa, 29 Maret 2016

R-80, Pesawat Buatan Indonesia 'Kejutan' untuk Dunia?

Liputan6.com, Jakarta - Mesin Allison menderu kencang, 2 baling-baling berputar cepat, sebuah pesawat putih, dengan warna biru di perutnya, mengambil posisi take off setelah berputar 180 derajat di ujung landasan. Bandara Husein Sastranegara, Bandung, Jawa Barat diliputi suasana tegang kala itu. Sejumlah mobil pemadam kebakaran disiagakan, mengantisipasi hal-hal yang tak diinginkan.
Selang beberapa menit, burung besi dengan berat kosong 13.660 kg pun melaju sangat kencang, mendongak, dan kemudian mengangkasa dengan anggun. Dipandu CN-235 yang lepas landas lebih dulu.
Pesawat itu adalah N-250 Gatotkaca. Namanya diambil dari tokoh pewayangan yang konon punya kesaktian luar biasa: otot kawat balung wesi (berotot kawat dan bertulang besi). Ia juga mampu terbang di angkasa tanpa menggunakan sayap.
Dan ketika Sang Gatotkaca mengangkasa di atas Kota Bandung, ketegangan sirna. Kegelisahan orang-orang yang ada di sana berganti senyuman. Semua bertepuk tangan. Tak sedikit yang mengucurkan air mata.



Dari darat, Presiden Soeharto kemudian berbincang melalui radio komunikasi dengan pilot N-250 yang sedang mengudara. Di sampingnya, ada Dirut PT Industri Pesawat Terbang Nusantara (IPTN), Prof. Dr. Ing. BJ Habibie. Ia orang yang paling lega saat itu. Prediksi seujumlah pakar yang menyebut N-250 tak mampu terbang, dipatahkan telak.
Itulah momentum bersejarah penerbangan perdana pesawat ‘asli’ buatan anak bangsa, yang melalui proses panjang sejak tahun 1985.
Peristiwa terbang perdana pesawat N-250 pada 10 Agustus 1995 dijadikan peringatan sebagai Hari Kebangkitan Teknologi Nasional.
Sayangnya, keberhasilan ini tidak berlangsung lama. Proyek pesawat N-250 terhenti setelah krisis moneter yang menimpa Indonesia pada tahun 1998. Kini pesawat yang pernah menjadi kebanggan ini ‘mangkrak’ di area PT Dirgantara Indonesia (PT DI), yang dulunya bernama Industri Pesawat Terbang Nusantara (IPTN). Sang primadona dirgantara mungkin tak akan pernah bangkit.
Namun, kini, muncul pesawat-pesawat berlabel made in Indonesia. Memberi sepercik harap industri kedirgantaraan nusantara akan kembali bangkit. Salah satunya, Regio Prop 80 (R-80).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar